Seberapa Efektifkah Kebijakan Sampah Plastik Berbayar?
Sampah merupakah salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh Indonesia. Bagaimana tidak, berdasarkan data Jambeck tahun 2015, Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut terbesar. Sampah plastik Indonesia mencapai 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton.
(Baca juga: Indonesia Bersih Sampah 2020, Flotim Siap Bersih?)
Untuk mengurangi jumlah sampah plastik ini pemerintah menerapkan kebijakan yang masih dalam taraf uji coba "Kanton Plastik Berbayar".
Kebijakan ini sendiri diresmikan secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, pada Minggu, 21 Februari 2016 lalu.
Apakah Kebijakan Ini Membantu..? Kebijakan kantong plastik berbayar ini dimaksudkan agar meminimalisasi penggunaan kantong plastik saat berbelanja.
Kebijakan ini tentu saja harus kita dukung namun apakah ini akan berhasil..?
Harga kantong plastik berbayar yang relatif murah sekitar 200 perak tidak akan membuat konsumen jera. Harga ini seperti memberi sumbangan sukarela untuk mini market saat pelayan mini market berkata "sori ni mas uang recehnya ngk ada apakah mau disumbangkan..?"
Lantas Apa Solusinya..? Jika ingin menghilangkan penggunaan sampah plastik, semua tempat perbelanjaan dilarang menyediakan kantong plastik. Kalau pun ada itu kantong Organik.
Untuk pembungkus produk konsumsi harap tidak mengunakan plastik. Di Indonesia rata-rata pembungkus produk konsumsi masih terbuat dari plastik. Jika ditempat perbelanjaan menyediakan kantong plastik berbayar, tetapkan harga yang bisa membuat konsumen berpikir untuk membelinya.
Comments
Post a Comment